
Hal ini disampaikan oleh Kepala Eksekutif Pengawas Perasuransian, Penjaminan dan Dana Pensiun, Ogi Prastomiyono dalam Konferensi Pers Asesmen Sektor Jasa Keuangan & Kebijakan OJK Hasil RDK Bulanan Maret 2025.
“Kinerja asuransi komersil berupa pendapatan premi pada periode Januari-Februari 2025 sebesar Rp 60,27 triliun atau turun 0,94% yoy,” kata Ogi, lewat terusan telekonferensi, Jumat (11/4/2025).
Jumlah tersebut terdiri atas premi asuransi jiwa yang berkembang sebesar 5,16% yoy dengan nilai sebesar Rp 32,35 triliun. Lalu premi asuransi biasa dan reasuransi terkontraksi 7,17% yoy dengan nilai sebesar Rp 27,91 triliun.
Meski demikian, menurutnya secara biasa permodalan industri asuransi komersial masih menyampaikan keadaan yang solid dengan industri asuransi jiwa serta asuransi biasa dan reasuransi menyampaikan risk-based capital yang secara agregat masih baik.
“Masing-masing 466,40% (asuransi jiwa) dan 317,88% (asuransi umum) masih di atas threshold sebesar 120%,” ujarnya.
Secara keseluruhan, aset industri asuransi di bulan Februari 2025 meraih Rp 1.141,71 triliun, naik sebesar 1,03% yoy dari posisi yang serupa di tahun sebelumnya, merupakan Rp 1.130,05 triliun. Dari segi asuransi komersial, total aset meraih Rp 920,25 triliun atau naik 115% year on year.
Baca Juga : Diversifikasi Kerja Keras Konter Hp Dengan Jadi Biro Brilink
Sedangkan untuk asuransi non-komersial yang berisikan BPJS Kesehatan dan BPJS Ketenagakerjaan, serta aktivitas asuransi ASN-TNI-Polri terkait aktivitas jaminan kecelakaan kerja dan jaminan kematian, total aset sebesar Rp 221,45 triliun. Angka ini berkembang sebesar 0,54% yoy.
Di segi industri dana pensiun, total aset per Februari 2025 tercatat sebesar Rp 1.511,71 triliun berkembang sebesar 5,94% yoy. Untuk aktivitas pensiun sukarela, total aset mencatatkan perkembangan sebesar 2,36% year on year dengan nilai meraih Rp 381,13 triliun.
“Untuk aktivitas pensiun wajib, Ogi mengatakan, total aset meraih Rp 1.130,58 triliun berkembang sebesar 7,20% yoy. Pada perusahaan penjaminan, di final Februari 2025 nilai aset masih terkontraksi 0,30% yoy menjadi Rp 46,59 triliun,” papar Ogi.